SBY lebih diidolakan ketimbang KPK

Written By Unknown on Jumat, 29 Maret 2013 | 11.37

MERDEKA.COM. Meski kondisi internal saat ini babak belur, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengaku partainya tidak akan kalah dalam pemilihan umum tahun depan. Bahkan, dia yakin partainya sanggup menandingi partai-partai papan tengah.

Jika kalah, oposisi bukan pilihan buruk untuk dijalani. Dia merasa oposisi selama ini ditunjukkan oleh partai di Indonesia adalah model oposisi asal beda, asal kritis, bahkan asal bunyi.

Berikut penuturan Ramadhan Pohan kepada Islahuddin dari merdeka.com, Selasa (26/3), di sela rapat persiapan KLB di lobi kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Gedung Kramat 7, Jalan Kramat Raya Nomor 146, Jakarta Pusat.

Apakah pemilu tahun depan adalah pertarungan terakhir Demokrat?

Tidak. Demokrat insya Allah akan terus eksis, kami punya 148 anggota DPR dan Demokrat adalah partai bersih, tidak ada kader kami tersangka sekarang. Kalau di Demokrat, tersangka langsung berhenti. Kalau di partai lain tidak, posisinya masih kuat-kuat itu.

Kami masih dipercaya sebagai partai bersih dan Pak SBY masih bersih. Bahkan, elektabilitas dan kredibilitas Pak SBY di atas keyakinan publik terhadap KPK. KPK itu idola publik dan Pak SBY di atasnya. Kita optimistis.

Kalau Demokrat kalah pada pemilu tahun depan, apakah mungkin partai ini akan bubar?

Kami berpikir tahun depan tetap dapat di atas 15 persen, insya Allah. Walau tidak sampai 21 persen kita dapat pada pemilu lalu. Sekarang 15 persen itu realistis dan itu cukup kuat dan kita di atas partai-partai tengah.

Jika kalah apa lantas Demokrat siap menjadi oposisi?

Kalau oposisi kami juga siap dan tidak ada masalah. Dalam politik itu tidak semua harus berkuasa. Mengabdi kepada bangsa dan republik ini bisa saat berkuasa atau dalam bentuk oposisi.

Kalau Demokrat oposisi akan memperlihatkan bagaimana mestinya menjadi menjadi oposisi baik dan benar. Oposisi itu tidak asal beda atau kritis, tapi berdasarkan fakta. Kalau itu bagus, katakan itu bagus, kalau buruk, katakan buruk. Saya tidak mau bicara partai lain, tapi saya mau katakan banyak sekali politisi sekarang asal bunyi, asal beda.

Kalau pemerintah benar, diapresiasi, itu tidak akan membuat rugi partai oposisi. Yang kita apresiasi adalah tindakannya, bukan orangnya. Demikian juga kalau ada yang kurang, harus diperbaiki.

Menjatuhkan pemerintahan di tengah jalan bukan pikiran baik. Kalau kita ingat, baru Pak SBY menjalankan pemerintahan penuh satu periode, Gus Dur turun di tengah jalan, Habibie separuh periode, Pak Harto di tengah jalan, Megawati tidak penuh, dan baru SBY yang penuh. Insya Allah pergantian elite nanti di Indonesia terjadi tanpa gejolak.

Anda terdengar seperti berharap SBY menjadi ketua umum?

Saya hanya mengamini apa yang diyakini oleh DPC dan DPD. Mereka memiliki suara.

Bagaimana tugas presiden dan salah satu syarat ketua yang diminta oleh SBY sendiri adalah mau fokus mengurus partai?

Iya tetap fokus. Pak SBY tidak akan mengerjakan tugas partai saat hari kerja. Pasti Sabtu dan Minggu, Kalau tidak malam hari akan digunakan. Itu pasti, itu bukan sekali dua Pak SBY bekerja di politik. Beliau taat asas dan itu sudah terbukti. Nah yang sering kita sayangkan adalah kunjungan ke daerah-daerah dilakukan oleh menteri masih dalam jam kerja malah mengerjakan tugas partainya.

Sumber: Merdeka.com

Anda sedang membaca artikel tentang

SBY lebih diidolakan ketimbang KPK

Dengan url

http://hukumseo.blogspot.com/2013/03/sby-lebih-diidolakan-ketimbang-kpk.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

SBY lebih diidolakan ketimbang KPK

namun jangan lupa untuk meletakkan link

SBY lebih diidolakan ketimbang KPK

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger